Perjalanan Ke Gunung Semeru Jawa Timur
Setiap orang pernah muda pernah bertingkah konyol dan mungkin saja pernah salah kostum ke gunung. Bagi saya Semeru adalah titik nol saya mendatangi gunung tersebut tahun 2018 dan itu pendakian pertama saya. Dapat dibayangkan saya datang dengan segala kekurangan dan segala aspek fisik mental juga peralatan.
Saya mendaki dengan kostum yang salah celana denim dan jaket tebal berujung yang memenuhi tas keril saya. Dan perihal tas keril karena meminjam teman keril yang saya pakai benar benar ala kadarnya. Dengan setelan back sistem yang ngaco bikin nyeri pundak saya hal hasil segala kekurangan tersebut menyulitkan diri saya sendiri.
Saya sempat kena gejala hipotermia karena terlalu lama beristirahat dengan baju yang di basahi gerimis. Track dari batas vegetasi ke arah puncak pun benar benar menyulitkan saya. Sempat berpikir sesulit inikah mendaki gunung. Ketika tiba di puncak mahameru dan melihat keindahan negeri di atas awan tertanam di dua dada saya.
Yang pertama saya jatuh cinta dengan gunung dan ingin mendaki gunung gunung lain yang ada di indonesia.
Yang kedua saya tidak mau pergi lagi ke Semeru.
Perjalanan Menuju Ke Gunung Semeru
1 tahun kemudian saya mematahkan kata kata sendiri entah kenapa ada kerinduan tersendiri yang memanggil ke Semeru. Ada semacam nostalgia untuk bersilaturami dengan dinginnya ranukumbolo di temanin lagu dewa 19. Saya pun mengemasi barang barang saya dan menuju ke Semeru. Tapi sebelumnya saya harus mengurus surat kesehatan dan membeli logistik terlebih dahulu dan urusan keterangan sehat. Ini membuat saya ketinggalan kereta.
Kereta membawa kami melesat menuju kota malang seperti biasa andre dan akbar menjadi rekan perjalanan saya. Kali ini bertambah 1 orang kawan andre yang bernama iqbal kami ber 4 tiba di malang pagi hari. Ketidak sengajaan lalu mempertemukan kami dengan pendaki sumatera selatan yang hendak menyambangin gunung Semeru. Kita sebut saja 3 sekawan katanya mereka hendak mendaki rinjani tapi karena bencana gempa lombok semoga lombok cepat sembuh amin.
Mereka pun berahlih ke Semeru dadakan nah karena ongkos carter angkutan lebih murah jika beramai- ramai. Dan kami pun memutuskan berangkat bersama termaksud menyewa mobil jip di daerah tumpang nanti. Usut punya usut 3 sekawan belum registrasi online saya lantas mengiatkan mereka untuk registrasi terlebih dahulu. Tapi mereka menggampangkan setelah ngobrol lebih jauh mereka pun tidak membawah surat keterangan sehat aduh nekat sekali iyah. Mungkin karena dadakan tadi di daerah tumpang ketika hendak menyewah mobil jip untuk menuju ranu pane desa terakhir sebelum memulai pendakian.
Ada seseorang bertanya soal kelengkapan kami dari mulai sikmasi ktp dan surat keterangan sehat. Saya dan rombongan sih santai santai saja sementara 3 sekawan ketar ketir akhirnya di ingatkan oleh orang tersebut. 3 sekawan memutuskan menunda pendakian kemudian registrasi online dan selanjutnya menunggu 3 hari untuk bisa mendaki.
Karena dari batas registrasi hingga di perbolehkan mendaki adalah 3 hari saya pikir kasihan juga mereka jauh jauh dari sumatera selatan untuk menunggu. Dan saya mulai bertanya dalam hati kenapa untuk mendaki Semeru di tahun 2020 tidak semudah di tahun 2018. Untung saja saya dan rombongan bertemu dengan rombongan lain bisa di ajak patungan untuk menyewah mobil jip. Jadi biaya yang kami gelontorkan tidak terlalu mahal pada sore hari setelah berbelanja logistik lagi kami pun menuju ranu pane.
Keindahan Ranu Kumbolo
Setelah berkemah di ranukumbolo kami melanjutkan pendakian perjalanan di mulai dengan tanjakan cinta. Yang konon jika kita ingin enteng jodoh kita tidak boleh menengok kebelakang selama menelusuri tanjakan tersebut. Di ujung tanjakan cinta kita lalu di suguhin pemadangan padang sabana orooro ombo yang terhampar luas di depan sana.
Sayangnya kami tidak datang di musim ketika bunga sedang mekar. Meski begitu kemarau tidak mengurangin rasa takjub kami terik siang tak mematahkan semangat perjalanan kami di ujung padang sabana.
Cemoro Kandang Semeru
Kami beristirahat sejenak kemudian berjalan ke arah cemoro kandang. Di cemoro kadang lah rasa lelah yang menerpah tubuh track yang kian curam di tambah panas mentari yang menyengat membuat kami banyak berhenti. Setelah duduk santai sejenak kami masuk ke area jambangan puncak mahameru yang tandus curam nampak dari kejauhan.
Ohiyah perjalanan dari sini santai dari sebelumnya track banyak datar dan menurun. Akhirnya kami tiba di kalimati area berkemah sekaligus batas akhir pendakian. Setelah batas ini para petugas di taman nasional bromo tengger Semeru biasa di singkat tnbts tidak lagi bertanggung jawab atas apapun yang menimpah kita. Tapi diluar itu para pendaki akan tetap menuju puncak mahameru karena alasan tersebutlah kami datang ke Semeru.
Kami kembali melihat pucak mahameru yang cantik dan menyeramkan di saat bersamaan. Yang saya tau perjalanan dari kalimati menuju puncak mahameru membutuhkan waktu 6 jam. Tergantung kekuatan fisik kita bukan karena jalannya jauh melainkan karena track curam dengan tikat kemiringan 70 derajat dan konturnya yang berpasir memperlambat langkah kami berusaha meenyakan keraguan dengan fokus mendirikan tenda.